Dadaha di Hari Ahad
Hari Ahad ini tidak ada jadwal yang harus saya laksanakan, benar-benar kosong. Kecuali untuk lari pagi ke Dadaha. Dadaha adalah sebuah nama tempat semacam arena olah raga yang ada di daerah saya yaitu di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kalau saya tidak salah, nama Dadaha itu sendiri diambil dari nama seorang pemimpin Tasikmalaya jauh sebelum menjadi sebuah kota, yaitu Wira Dadaha. Pada hari-hari biasa, hanya sedikit orang-orang yang beraktifitas di Dadaha, lain halnya dengan keadaan Dadaha pada hari Ahad yang sangat padat sekali dengan banyaknya warga dari berbagai daerah sekitar Tasikmalaya.
Setiap Ahad Dadaha berubah menjadi semacam pasar mingguan yang sangat ramai dikunjungi warga. Bagi para pemuda yang berjiwa bisnis kondisi ini selalu bisa menjadi sebuah kesempatan untuk menghasilkan rupiah. Saya sering melihat pedagang-pedagang yang kreatif. Ada yang menjual alat jahit kecil seperti hekter (dreukan kata orang Sunda mah), ada yang menjual lem lilin yang dibakar dulu, yang menggelitik yaitu penjual “Paneker” yang berukuran besar, seukuran remote TV. Lho .. kenapa menggelitik? Tentu saja, soalnya beda dengan peralatan elektronik. Peralatan elektronik itu semakin maju ukurannya berubah menjadi semakin kecil, sedangkan ini tidak, semakin maju ternyata semakin besar. Haha..
Selain berekreasi sambil mencari hiburan, kita juga bisa mendapatkan manfaat karena kita semangat untuk lari pagi. Tentu saja, karena banyak orang yang berlari, jadi kita juga ikut lari donk.. Hehe
Dadaha yang ada di Tasikmalaya juga mudah diakses oleh banyak angkutan kota (angkot). Pasti donk, namanya juga di daerah kota. Haha.. Ada beberapa angkutan kota yang melalui Dadaha, yaitu 03, 05, 06, 07, 09, 017.. Silakan pilih maau nol berapa? Haha.. Mahasiswa Unsil yang nggak mudik biasanya juga ada di daerah dadaha, hanya sekedar main atau lari di dalam stadion, contohnya saya ini.
Comments
Post a Comment
Komentar teman-teman saya tunggu!