Pengalaman Mengikuti Bazar Akhir Tahun
Di akhir tahun ini alhamdulillah saya berkesempatan untuk mengikuti Bazar yang diadakan di kampung sebelah. Berawal dari melihat tenda yang sudah berdiri di ujung jalan yang jarang saya lewati karena ke sana adalah jalan buntu, maka langsung terlintas dipikiran saya untuk menjual asesoris handphone yang belum terjual di rumah. Tidak terlalu berpikir panjang, saya pun langsung mencari informasi siapa yang menjadi panitia kegiatan tersebut. Wah.. serasa menjadi petugas keamanan yang akan menindak kegiatan yang tanpa ijin. Hehe..
Rupanya kegiatan Bazar Amal tersebut merupakan program kerja RW 17 di kelurahan Nagarasari. Alhamdulillah walau di kampung sebelah tetapi saya mengenal ketua pelaksananya, karena sebelumnya pernah ada dalam kepanitiaan yang sama ketika melaksanakan Baksos Ramadhan pertama bersama IRMA. Singkat cerita akhirnya saya mendapatkan ijin untuk mengikuti stand tersebut dan mendapatkan undian nomor stand paling depan yaitu nomor 1.
Kegiatan pun dibuka dan ada beberapa pidato sambutan yang disampaikan oleh pejabat setempat, namun yang terngiang di kepala saya adalah sambutan dari lurah yang mengajak warga untuk membuat wadah kegiatan apa saja yang bermanfaat agar bisa menampung APBD dari pemerintah tingkat yang lebih tinggi. Saya mempercayai itu karena dulu IRMA yang saya ikuti juga pernah membuka sebuah perpustakaan masjid yang alhamdulillah mendapatkan 2000 eksemplar buku, namun akhirnya buku tersebut di simpan di kelurahan karena katanya kelurahan harus memiliki taman baca sedangkan perpustakaan masjid sama sekali tidak mendapatkannya. hehe.. Akhirnya perpustakaan itu pun hanya bertahan 2 tahun dengan segala permasalahannya, terutama kurangnya pengunjung.
Kembali ke Bazar Amal. Dari banyaknya orang yang berlalu lalang di sana, rupanya kebanyakan yang dicari di bazar itu adalah makanan. Entah karena lapar atau karena saat ini kota Tasikmalaya memang sangat mencintai kuliner yang agak mahal di banding kebutuhan awet yang murah meriah, seperti baju, perabotan dapur, dan asesoris handphone tadi. hehe..
Oh iya mengenai penamaan Bazar Amal, saya belum mengetahui mengapa diberi nama itu? Namun saya lebih suka memahami bahwa Bazar Amal itu dilaksanakan untuk beramal baik bagi pembeli ataupun bagi pedagang. Sehingga beramalnya pembeli boleh jadi dengan tidak meminta nego apalagi nego yang sadis karena niatnya juga membantu pedagang selain memenuhi kebutuhan, kemudian beramalnya pedagang boleh jadi dengan tidak melambungkan harga malah kalau bisa sama dengan harga beli atau bahkan lebih murah. hehe.. Maaf kalau sobat tidak setuju dengan opini tersebut.
Kegiatan Bazar Amal tersebut diakhiri dengan atraksi sulap dan tabligh akbar. Sebuah visi yang luar biasa dari panitia Bazar, yaitu memberi kegiatan berarti kepada warga sekitar agar tidak keluyuran menjelang tahun baru 2019, bahkan pemerintah setempat memberi anjuran melalui poster yang desain dan bahan kertasnya sangat bagus dan begitupun isinya luar biasa yaitu berpesan untuk tidak menyalakan lonceng, terompet, dan kembang api.
Begitulah kegiatan akhir tahun di daerah Nagarasari, tepatnya kampung Ujungsari. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terimakasih. Maaf saya tidak mengucapkan selamat tahun baru yah. Hehe..
Comments
Post a Comment
Komentar teman-teman saya tunggu!